PENGAMALAN PANCASILA SECARA SUBJEKTIF
Friday, 10 December 2010
Add Comment
Pendahulauan
Sebagai warga negara yang baik, setia kepada nusa dan bangsa,
Seharusnyalah mempelajari dan menghayati pandangan hidup bangsa yang sekaligus
sebagai dasar filsafat negara, seterusnya untuk diamalkan dan dipertahankan.
Pancasila selalu menjadi pegangan bersama bangsa Indonesia, baik ketika negara
dalam kondisi yang aman maupun dalam kondisi negara yang terancam. Hal itu
tebukti dalam sejarah dimana pancasila selalu menjadi pegangan ketika terjadi
krisis nasional dan ancaman terhadap eksistensi bangsa indonesia.
Pancasila merupakan cerminanri karakter bangsa dan neg
indonesia yang beragam. Semua itu dapat diterlihat dari fungsi dan kedudukan
pancasila, yakni sebagai; jiwa bangsa indonesia, keribadian bangsa, pandangan
hidup bangsa, sarana tujuan hidup bangsa indonesia, dan pedoman hidup bangsa
indonesia.
Oleh karena itu, penerapan pancasila dalam setiap aspek
kehidupan berbangsa dan bernegara sangat penting dan mendasar oleh setiap warga
negara, dalam segala aspek kenegaraan dan hukum di Indonesia. Pengamalan
pancasila yang baik akan mempermudah terwujudnya tujuan dan cita-cita bangsa
Indonesia.
Pemgamalan secara subjektif
Pengamalan pancasila yang subyektif adalah pelaksanaan dalam
pribadi seseorang,warga negara, individu, penduduk, penguasa, dan orang
Indonesia. Pengamalan pancasila yang subyektif ini justru lebih penting dari
pengamalan yang objektif karena pengamalan yang subyektif merupakan syarat
pengamalan pancasila yang obyektif (Notonegoro,1974;44). Dengan demikian
pelaksanaan pancasila yang subyektif ini berkaitan dengan kesadaran, ketaatan,
serta kesiapan individu untuk mengamalkan pancasila. Dalam pengertian inilah
akan terwujud jika suatu keseimbangan kerohanian yang mewujudkan suatu bentuk
kehidupan dimana kesadaran wajib hukum telah berpadu menjadi kesadaran wajib
moral. Sehingga dengan demikian suatu perbuatan yang tidak memenuhi wajib
melaksanakan pancasila.
Dalam pengamalan pancasila yang subyektif ini bilamana nilai-nilai
pancasila telah dipahami,diresapi, dan dihayati oleh seseorang maka orang itu
telah memiliki moral pancasila dan jika berlansung terus menerus sehingga
melekat dalam hati maka disebut dengan kepribadian pancasila. Pengertian
kepribadian bangsa Indonseia dapat dikembalikan kepada hakikat manusia.Telah
diketahui bahwa segala sesuatu itu memiliki tiga macam hakikat yaitu :
Hakikat abstrak, yaitu terdiri atas unsur-unsur yang
bersama-sama menjadikan hal itu ada, dan menyebabkan sesuatu yang sama jenis
menjadi berbeda dengan jenis lain sehingga hakikat ini disebut dengan hakikat
universal. Contoh; jenis manusia, hewan, tumbuhan.
Hakikat pribadi yaitu ciri khusus yang melekat sehingga
membedakan dengan sesuatu yang lain. Bagi bangsa Indonesia hakikat pribadi ini
disebut dengan kepribadian.Dan hakikat pribadi ini merupakan penjelmaan dari
hakikat abstrak.
Hakikat kongkrit yaitu hakikat segala sesuatu dalam
menyatakan kongkrit, dan hakikat ini merupakan penjelmaan dari hakikat abstrak
dan hakikat kongkrit.
Oleh karena itu bagi bangsa Indonsesia, pengertian
kepribadian Indonsesia ini memiliki tingkatan yaitu :
1) Kepribadian
yang berupa sifat-sifat hakikat kemanusiaan ”monupluralis”jadi sifat-sifat
kemanusiaan yang abstrak umum universal. Dalam pengertian ini disebut
kepribadian kemanusiaan, karena termasuk jenis manusia, dan memiliki sifat
kemanusiaan.
2) Kepribadian
yang mengandung sifat kemanusiaan, yang telah terjelma dalam sifat khas
kepribadian bangsa Indonseia (pancasila) dan ditambah dengan sifat-sifat tetap
yang terdapat pada bangsa Indonesia, ciri khas, karakter, kebudayaan dan lain
sebagainnya.
3) Kepribadian
kemanusiaan, kepribadian Indonesia dalam realisasi kongkritnya, setiap orang,
suku bangsa, memiliki sifat yang tidak tetap, dinamis tergantung pada keadaan
manusia(Indonesia) perorangan secara kongkrit.(Notonegoro,1971;169).
Berdasarkan uraian diatas maka pengamalan pancasila
subyektif dari pancasila meliputi pelaksanaan, pandangan hidup, telah
dirumuskan dalam P4(Pedoman Penghayatan Pengamalan Pancasila).
Realisasi Pengamalan Pancasila
dalam Bidang Ekonomi, Budaya, pendidikan dan Iptek
1. Bidang
ekonomi
Ekonomi
yang berdasarkan Pancasila tidak dapat dilepaskan dari sifat dasar individu dan
sosial. Ekonomi menurut pancasila adalah berdasarkan asas kebersamaan,
kekeluargaan artinya walaupun terjadi persaingan namun tetap dalam kerangka
tujuan bersama sehingga tidak terjadi persaingan bebas yang mematikan (Kaelan,
1996: 193). Dengan demikian pelaku ekonomi di Indonesia dalam menjalankan
usahanya tidak melakukan persaingan bebas, meskipun sebagian dari mereka akan
mendapat keuntungan yang lebih besar dan menjanjikan.
2. Bidang
budaya
Kebudayaan
adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, moral, hukum,
adat-istiadat dan lain kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh
manusia sebagai anggota masyarakat (Soerjono Soekanto, 2005: 172). Begitu luas
cakupan kebudayaan tetapi dalam pengamalan Pancasila kebudayaan bangsa
Indonesia adalah budaya ketimuran, yang sangat menjunjung tinggi sopan santun,
ramah tamah, kesusilaan dan lain-lain.
3. Bidang
pendidikan
Pendidikan
adalah salah satu piranti untuk membentuk kepribadian. Maka dari itu pendidikan
yang dilaksanakan harus sesuai diperhatikan. Pendidikan nasional harus
dipersatukan atas dasar Pancasila. Menurut Notonegoro (1973), perlu disusun
sistem ilmiah berdasarkan Pancasila tentang ajaran, teori, filsafat, praktek,
pendidikan nasiona, yang menjadi dasar tunggal bagi penyelesaian
masalah-masalah pendidikan nasional. Tujuan pendidikan nasional adalah
menciptakan manusia yang beriman, bertaqwa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab.
4. Ilmu
pengetahuan dan teknologi
Iptek
harus memenuhi etika ilmiah, yang paling berbahaya adalah yang menyangkut hidup
mati, orang banyak, masa depan, hak-hak manusia dan lingkungan hidup. Di
samping itu Ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia harus sesuai dengan
nilai-nilai Pancasila karena Iptek pada dasarnya adalah untuk kesejahteraan
umat manusia.
0 Response to "PENGAMALAN PANCASILA SECARA SUBJEKTIF"
Post a Comment